Monday, June 27, 2022

 Resume Pertemuan ke-18 Pelatihan Belajar Menulis PGRI 

Judul                 : Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie

Gelombang       : 26

Hari/Tanggal    : Senin/27 Juni 2022

Nara Sumber    : Raimundus Brian Prasetyawan,S.Pd

Moderator        : Mutmainah




Assalamualaikum, selamat malam dan salam sejahtera untuk kita semua.

Tak terasa malam ini adalah pertemuan ke 18 pelatihan BM PGRI yang diprakarsai oleh Om Jay. Malam ini menghadirkan narasumber yang kece luar biasa, seorang guru SD di Jakarta bernama Raimundus Brian Prasetyawan,S.Pd. Memulai aktivitas menulis ketika blog pertamanya (www.praszetyawan.com) dibuat pada 2009. Profilnya pernah dimuat dalam buku berjudul "Majors For The Future". Puluhan tulisannya sudah dimuat di berbagai media cetak. Sebagian besar dimuat di  Tabloid Bola, Harian Bola, Tabloid Soccer. Penulis 3 buku solo dan 14 buku antologi, juga aktif di berbagai diberbaga pelatihan kelas menulis sebagai Narasumber. Ketua Komunitas Cakrawala Blogger Guru Nasional. Relawan Pengurus Pelatihan Belajar Menulis PGRI.  Sejak tahun 2020, telah membuat pelatihan kelas dasar blogspot bagi guru-guru se-Indonesia. Sampai saat ini sudah dilaksanakan 5 angkatan. 

Pak Brian sang narasumber kece luar biasa ini  ditemani seorang moderator cantik bernama Mutmainah. Semangat terus menyala agar bisa mencapai cita-cita menerbitkan sebuah buku. Motivasi dan dorongan spirit dari moderator dan narasumber menambah keyakinan akan hasil suatu karya. Tidak ada kata menyerah sebelum benar-benar menghasilkan karya idaman. Dream will come true soon. 

Seperti biasa pertemuan ini dibagi menjadi 4 sesi, yaitu :

1. Pembukaan

2. Penjabaran Materi

3. Sesi Tanya Jawab

4. Penutup

Moderator bu Mutmainah menyemangati seluruh peserta dengan mengutip kaliamt-kalimat penyemangat yang luar biasa dari Bambang Trimansyah, yang berbunyi :

Penulis tidak pernah dilahirkan tetapi diciptakan, bakat menulis tidak selalu dibawa sejak lahir tetapi tumbuh oleh satu motivasi dan gagasan.

Allow yourself to be a beginner. No one starts off being excellent.”

Biarkan dirimu menjadi seorang pemula. Tidak ada yang baru memulai menjadi luar biasa.

 If you want to be a writer, you must do two things above all others: read a lot and write a lot. ”

Jika kamu ingin menjadi seorang penulis, kamu harus melakukan dua hal banyak membaca dan banyak menulis. Menulis dan membaca merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan, amunisi seorang penulis adalah bacaannya. Tidak semangat menulis bisa jadi karena kurang membaca jika membaca sudah dilakukan tetapi masih saja sulit menulis cobalah membaca buku inspirasi atau bermain ke media sosial , niscaya ide-ide brilliant berjejer mengantri..

Kembali sang moderator mengutip kalimat penyemangat, kini dari Ali bin Abi Thalib.  Dampak dari membaca kutipan ini akan semakin menambah keyakinaan diri bisa menghasilkan sebuah buku. Motivasi yang sungguh luar biasa bagi yang ingin meninggalkan karya-karya yang dapat bermanfaat untuk orang lain setelah seseorang tidak ada di dunia lagi. Yuk disimak 

Semua orang akan mati, terkecuali karyanya. Maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak”- Ali bin Abi Thalib

Bu Mutmainah menambahkan informasi tentang pertemuan yang tinggal 2 kali lagi ini  sudah boleh menyusun naskah resume untuk dijadikan buku solo hasil pelatihan. Ditambah 10 pertemuan motivasi sebagai penguatan. Karena seperti yang kita ketahui buku merupakan muara akhir dari sebuah proses penulisan. Hasil tulisan kita tentu saja ingin bermuara menjadi sebuah buku, disamping itu juga sebagai syarat lulus pelatihan, yaitu menghasilkan buku solo.  Masih bingung kemana buku harus diterbitkan? Nah pertemuan malam ini telah mengupas tuntas untuk menerbitkan buku di penerbit indie, yang tentunya informasi ini akan sangat membantu peserta dalam menerbitkan sebuah buku solo hasil dari pelatihan BM ini. 

Pak Brian mengawali pemamparan materi malam ini dengan pertanyaan:  Mengapa menerbitkan buku dikatakan semakin mudah ? Jawabannya ternyata tidak sulit dan sangat memudahkan peserta khususnya para penulis pemula. Apakah itu ? Ya karena sekarang ini ada penerbit indie yang melayani penerbitan buku tanpa seleksi. Dahulu ketika penerbit indie belum eksis seperti sekarang, kita hanya tahu bahwa penerbit buku yang ada itu hanya penerbit mayor seperti Gramedia, Grasindo, Erlangga, Elex media, Andi, dll. Tahap seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis harus berjuang mencoba mengirim naskah ke beberapa penerbit hingga bisa diterima oleh suatu penerbit mayor. Penolakan naskah menjadi makanan sehari-hari penulis. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat lama.

Kini dengan adanya  penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut. Karena 

Naskah pasti diterbitkan

Proses penerbitan mudah dan cepat

Apa saja ciri-ciri penerbit indie ? Silahkan disimak gambar berikut : 





Di penerbit indie, kita perlu keluar biaya-biaya untuk mendapat fasilitas  penerbitan, atau jika ingin cetak ulang tapi itu memang konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan.

Sebagai tips, berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penerbit indie

  • Biaya penerbitan
  • fasilitas penerbitan
  • Batas maksimal jumlah halaman
  • Ketentuan dan Biaya cetak ulang
  • Apakah dapat Master PDF
  • Jumlah buku yang didapat penulis

Jadi pelatihan BM ini sungguh sangat membantu sekali khususnya kepada para penulis pemula yang ingin menerbitkan buku. Materi penulisan lengkap banget, bagaimana bisa menghasilkan buku terfasilitasi dengan baik. Keren dan TOP BGT banget deh dalam pelatihan menulis binaan Om Jay ini. Sungguh menyesal baru kali ini bisa konsisten mengikuti pelatihannya. Tetapi tetap bersyukur masih bertahan. Semoga segera bisa menerbitkan buku.

Ternyata, sang narasumber yang kece dan luar biasa ini juga menghasilkan buku solonya melalui penerbit indie. Dan beliau juga memiliki akses untuk membantu kami-kami ini menghubungkan ke penerbit indie dan mengawal tulisan hingga terbit. Apa alasan beliau membantu guru-guru menerbitkan buku, silahkan disimak gambar berikut : 



Disamping itu alasan pak Brian membantu para guru menerbitkan buku juga karena berbagai alasan antara lain :
  • Saat itu (Juli 2020) beliau melihat bapak/ibu peserta yang belum tahu mau menerbitkan buku dimana. 
  • Terdapat juga beberapa cerita kasus yang beliau dengar. Ada yang sudah mengirim naskah ke suatu penerbit, namun kemudian tidak jelas kabarnya. Bahkan hampir setahun menunggu, tidak ada kejelasan apakah betul-betul akan diterbitkan atau tidak.
  • Ada juga yang menemukan penerbit namun biayanya luar biasa mahal, sampai berjuta-juta
  • Melihat kasus-kasus tersebut maka beliau membantu bapak/ibu memilihkan penerbit yang sudah terpercaya dengan harga terjangkau dan mengawal sampai naskah terbit menjadi buku.


Pak Brian memiliki rekanan penerbit indie yaitu Penerbit Depok dan Penerbit Malang. Beliau sudah pilihkan penerbit yang enak banget. Kinerjanya sudah tidak diragukan lagi. Hasil cetakannya bagus dan kita tidak perlu mengalami hambatan, karena ada beliau yang akan mengawal dan menjamin buku sampai terbit. Pak Brian mengakomodir  kondisi dan keinginan yang berbeda-beda terhadap buku yang akan diterbitkan yaitu dengan  menyediakan 2 penerbit tersebut, sebagai ilustrasi gambarannya adalah sebagai berikut : 




Dari table tersebut dapat disimpulkan bahwa Penerbit Depok cocok untuk bapak/ibu yang memang hanya sekedar menerbitkan buku saja, tidak berencana cetak ulang, sekadar untuk pribadi saja, sehingga  tidak perlu jumlah buku yang banyak. Maka biaya penerbitannya lebih terjangkau. Di sisi lain, Biaya penerbitan yang terbilang murah membuat biaya cetak ulang di penerbit depok cukup lumayan.

Penerbit Malang cocok untuk bapak/ibu yang  berencana menjual bukunya, karena jumlah buku yang diberikan lebih banyak. Dengan biaya penerbitan 650.000 terhitung lebih hemat. Jika stok buku habis, bisa cetak ulang lagi dengan biaya cetak per buku lebih murah dibanding penerbit depok.

Terkait ketentuan menerbitkan buku di 2 penerbit rekanan pak Brian tersebut, bisa lihat link-link postingan blog beliau, sebagai berikut : 

https://www.praszetyawan.com/2021/09/ini-cara-menerbitkan-buku-dengan-mudah.html

https://www.praszetyawan.com/2021/10/murah-banget-menerbitkan-buku-ber-isbn.html


Jika nanti peserta  ingin mengirim naskah buku ke salah satu penerbit rekanan beliau tersebut, smaka dipersilahkan kirim japri ke WA beliau dengan menyertakan kelengkapan naskah yaitu:

  1. Cover ( judul buku dan nama penulis saja),
  2. Prakata,
  3. Daftar isi (tanpa nomor halaman),
  4. Profil penulis,
  5. Sinopsis

 semuanya digabung dalam 1 file word

Tips menunggu hasil penerbitan buku : 

  • jangan menentukan deadline kapan buku harus terbit, misalkan karena untuk kenaikan pangkat, buku diminta agar terbit bulan apa gitu
  • proses penerbitan buku ya hanya bisa ditunggu saja, karena naskah yang masuk ke penerbit tidak hanya 1-2 saja, belum lagi proses cetak sekitar 2 minggu

Selanjutnya adalah sesi tanyajawab. Berikut ini adalah rangkuman jawaban dari narasumber sebagai berikut : 

💥Secara garis besar, syarat yang ditentukan agar terbitan buku suatu penerbit mendapat ISBN adalah dipasarkan secara luas. Syarat ini sudah otomatis terpenuhi penerbit mayor karena memang bukunya dipasarkan secara luas. Sedangkan penerbit indie harus menyesuaikan syarat ini agar memenuhi ketentuan "dipasarkan secara luas". Puji Tuhan 2 penerbit indie rekanan saya, bisa memenuhi syarat itu

💥Terkait penjualan buku kalau  penerbit mayor untuk penjualannya kan di fasilitasi penerbit mayor, sedangkan penerbit Indie penjualan bukunya secara mandirilebih tepatnya penerbit indie memasarkan lewat web/medsos/marketplace yang dimiliki, namun kalau dari situ saja kurang maksimal, maka akan lebih terasa jika penulis yang memasarkan sendiri, karena penulis tahu siapa target buku terbitannya

💥Tidak ada syaratnya agar naskah diterima  oleh penerbit Indie, cukup ikuti ketentuan dari penerbit indie tersebut

💥Untuk menerbitkan buku tanpa penerbit ? ya bisa saja. Namun cover, layout harus dikerjakan sendiri. Percetakan juga harus cari sendiri. Dan tidak bisa ber-ISBN

💥Perbedaan antara Penerbit mayor dan penerbit indie adalah Penerbit mayor: gratis, tapi ada seleksi. Penerbit indie: tidak ada seleksi, tapi berbayar

💥 Buku yang sudah dicetak bisa dipasarkan  oleh penerbit mayor di toko buku sedangkan penerbit minor melalui web/medsos/marketplace penerbit

💥Untuk mendapatkan sertifikat dalam pelatihan BM ini wajib membuat satu buku solo yang bisa dibuat dari kumpulan resume selama pelatihan yang digabung dalam 1 file word disertai kelengkapan naskah. Jadi deh naskah buku solo.

💥Nah ini penting, dan perlu diperhatikan bapak/ibu peserta semuanya. Bahwa saya tidak pernah menyebutkan deadline kapan buku solo harus terbit. Jadi kapan saja buku solonya terbit, tetap bisa lulus. Karena saya memahami bahwa proses penerbitan itu perlu waktu yang tidak sebentar dan setiap penerbit beda-beda lama waktu penerbitannya, jadi jangan merasa pertemuan terakhir pelatihan adalah deadline buku solo.

💥apabila kita membuat buku antologi karya siswa, selanjutnya kita juga membuat, maka kita juga sebagai penulisnya.Tapi kalau tidak ikut menulis, barulah disebut editor saja

Closing Statement : 

Menerbitkan buku sekarang mudah karena ada penerbit indie. Jadi jangan takut untuk menerbitkan buku jika kita punya naskah. Jangan hanya disimpan di folder dalam laptop saja. Siapa tahu orang lain menyukai atau bahkan membutuhkan tulisan kita.

Di sisi lain, kita harus tanggung jawab dengan tulisan kita yang akan diterbitkan. Harus dibaca ulang lagi sebelum dikirim ke penerbit. Siapa tahu ada yang masih perlu diperbaiki. tentu tidak boleh dong dalam naskah buku ada singkatan-singkatan seperti: utk, tdk, yg, dan lainnya.

Tidak ada deadline terbit buku solo, amun lebih baik jika resume sudah 20, langsung susun menjadi naskah buku. Membaca ulang lagi itu harus dan perlu waktu yang lama. Serta juga membuat kelengkapan naskahnya, jadi nanti walaupun pelatihan masih berjalan, bapak/ibu sudah mulai menyusun naskah, menggabungkan dan merapikan resume-resume di file word. Mumpung masih semangat dengan suasana pelatihan yang masih berjalan. Kalau baru menyusun naskah saat pelatihan sudah selesai, dikhawatirkan semangatnya nanti sudah turun. 


Salam Literasi 💪💪💪

No comments:

Post a Comment

Resume Pertemuan ke-30 Pelatihan Belajar Menulis PGRI  Judul                 : Digitalisasi Gerakan Literasi Sekolah Gelombang       : 2...