Thursday, June 9, 2022

 Resume Pertemuan ke-10 Pelatihan Belajar Menulis PGRI 

Judul                 : Kiat menulis Cerita Fiksi 

Gelombang       : 26

Hari/Tanggal    : Rabu/8 Juni 2022

Nara Sumber    : Sudomo,S.Pt

Moderator        : Sigit Purwo Nugroho


Assalamualaikum, selamat malam dan salam sejahtera untuk kita semua.

Alhamdulillah malam ini tidak terasa sudah sampai pertemuan ke 10 Pelatihan Belajar Menulis PGRI. Materi pertemuan malain ini adalah "Kiat Menulis Cerita Fiksi". Dimulai pukul 19.00 - 21.00. Seperti biasa pertemuan kali ini juga terdiri dari 4 sesi.

Bapak Sigid Purwo Nugroho, guru SMP Negeri di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, memperkenalkandiri sebagai moderator yang membersamai peserta. Dan  narasumber yang luar biasa Bapak Sudomo, S.Pt. yang akan mengupas tuntas tentang Kiat Menulis Cerita Fiksi.

Baiklah bapak/Ibu pembaca yang baik, saya akan sangat berterimakasih apabila bapak/ibu memberikan masukan dari hasil  resume aktifitas malam ini. 

Alur belajar pelatihan malam ini berbeda dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya, narasumber mencoba mengadopsi alur belajar dari Pendidikan Guru Penggerak dengan modifikasi sesuai kelas.

Alur belajar malam ini adalah sebagai berikut:

1 | Mulai dari Diri

Mencoba menuliskan pengalaman belajar menulis cerita fiksi dengan ide menulis novel misalnya yang sedang tren. Disamping itu juga yang memang disukai dan dikuasai, termasuk genre novel. Dari suka akan menjadi cinta akhirnya tercipta komitmen menyelesaikan apa yang dimulai.

2 | Eksplorasi Konsep

Pembelajaran Menulis Fiksi itu Mudah dan narasumber memberikan materi yang bisa dipelajari di link berikut :  https://youtu.be/dXX9RWxT_u8  

3 | Ruang Kolaborasi

Berkolaborasi menulis cerita fiksi, caranya dengan membagikan beberapa kalimat pembuka, kemudian seluruh peserta diminta untuk melanjutkan sesuai dengan versinya masing-masing.

Sebagai contoh kalimat pembuka yang diberikan adalah sebagai berikut :

"Aku tidak mau!"

Terdengar suara memecah gelapnya malam. Sesaat setelahnya menghilang. Hanya angin memenuhi pekat malam. Sepertinya aku mengenali suara itu. Itu adalah suara... 

4 | Demonstrasi Kontekstual

Premis adalah ringkasan cerita yang berisi tokoh, tantangan, dan resolusi.

Kenapa kita harus membuat premis? Premis memudahkan kita untuk mengembangkan cerita.

Dari premis tersebut, akan membantu kita agar tidak keluar jalur saat mengembangkan cerita. Ibaratnya sebagai rambu-rambu utama dalam penulisan.

Contoh premis : Harry Potter adalah seorang anak laki-laki yatim piatu yang ingin membalas dendam kematian orang tuanya dengan melawan penyihir jahat

5 | Elaborasi Pemahaman

Beberapa hal penting yang menjadi catatan dalam menulis sebuah cerita fiksi.

1) Alasan harus menulis cerita fiksi selain saat ini ada AKM dengan materi teks literasi fiksi, juga dengan belajar menulis cerita fiksi kita bisa menyembunyikan dan menyembuhkan luka.

2) Bentuk cerita fiksi di antaranya, yaitu fiksimini, flash fiction, pentigraf, cerpen, dan novel.

3) Unsur pembangun cerita fiksi meliputi tema, premis, penokohan, latar/setting, sudut pandang, dan alur/plot.

4) Kiat menulis fiksi yang utama adalah niat dan komitmen yang kuat untuk belajar, baca karya fiksi karya orang lain untuk menemukan berbagai gaya penulisan, ide cerita, dan teknik penulisan. Selanjutnya adalah ide dan genre cerita carilah yang disukai dan dikuasai. Berikutnya adalah membuat outline atau kerangka karangan agar cerita tidak melebar. 

6 | Koneksi Antar Materi

Melengkapi keterkaitan antara materi satu dengan yang lainnya. Tujuannya adalah agar bisa mendapatkan pemahaman yang lebih menyeluruh.

 


7 | Aksi Nyata

Melakukan aksi nyata hasil belajar dengan cara menulis resume pertemuan malam ini. Tentu resume yang mengelaborasikan materi malam ini dengan pengalaman pribadi.

 

Selanjutnya adalah sesi tanyajawab. Berikut ini adalah rangkuman jawaban pertanyaan dari peserta:

1. Poin penting dalam pemilihan genre dalam menulis novel adalah disukai dan dikuasai. Selanjutnya menyesuaikan dengan tren atau pasar saat ini. Berikutnya adalah menyesuaikan dengan syarat dari penerbit;

2. Agar novel diburu pembaca, pertama tema yang up to date; kedua nama penulisnya; ketiga sesuai selera pasar; keempat ditulis dengan baik.

3. Penulis pemula bisa mengahsilkan sebuah novel. Kuncinya adalah terus belajar. Caranya, menulislah!

4. Syarat menulis cerpen di antaranya, yaitu mengandung unsur yang baik. Misalnya, alur/plot yang jelas. Dalam artian ada awal, tengah, dan akhir yang menarik. Membuka cerita dengan menarik, kemudian mengembangkan konflik dengan baik, dan menutup cerita dengan baik.Syaratnya karakter tokoh benar-benar tergambarkan dengan baik.

5. Cara efektif menemukan tema sebuah cerita adalah membacanya secara cermat. Tentukan garis besar cerita dengan menandai kejadian-kejadian penting dalam cerita. Termasuk di dalamnya adalah memahami karakter tokoh dalam cerita.

6. Konsep cerita. Kenapa? Karena tanpa konsep cerita yang jelas tema tidak akan berarti apa-apa. Oleh karena itu bagi calon penulis fiksi terlebih dahulu memahami konsep cerita yang akan ditulisnya. Tema rasanya lebih mudah untuk dipelajari karena bisa berasal dari diri kita sendiri atau sekitar kita.

7. Tips dan cara menulis fiksi terasa mudah dan menyenangkan adalah dengan terus mencoba memulai menulis dan menyelesaikan tulisan. Selain itu adalah dengan cara menikmati setiap tahap penulisannya sebagai sebuah proses kreatif. Hanya dengan begitu tidak akan ada lagi keterpaksaan saat menulis. Sedikit demi sedikit akan terbiasa hingga akhirnya jatuh cinta luar biasa.

8. Fungsi outline memang membatasi apa yang kita tulis. Namun, bukan berarti tidak boleh ada perubahan di tengah jalan. Bebas. Hanya saja dengan outline yang sudah fiks sejak awal proses penulisan ada jaminan tulisan akan bisa diselesaikan. Berdasarkan pengalaman menulis tanpa membuat outline, karena keasyikan menulis akhirnya semua ingin ditulis di tengah proses menulis. Dampaknya justru tulisan semakin ke sana kemari dan akhirnya tidak selesai. 

9. Fiksi berdasarkan imajinasi penulis. Meskipun berdasarkan kisah nyata atau data lapangan asli, tetap saja fiksi ada bumbu-bumbu penyedapnya.

10. Dimulai dari niat dan komitmen untuk memulai menulis dan menyelesaikan tulisan. Tidak ada karya fiksi bagus yang tidak diselesaikan. Penulis memiliki gaya penulisan yang berbeda. Tema bisa sama akan menjadi tulisan berbeda dari yang lainnya.

11. Dalam hal ini fiksi tidak terbatas. Teori IPA bisa saja menjadi dasar penulisan. Tugasnya penulis fiksi adalah menjadikan hal tersebut menjadi pemicu bagi pembaca untuk mencari tahu lebih lanjut tentang kebenaran yang sesungguhnya. Itu hakikat cerita fiksi yang sesungguhnya.

12. Untuk bisa menghidupkan cerpen atau cerber kuncinya adalah membuat karakter tokoh atau unsur-unsur lain yang hidup. Caranya bisa menggunakan teknik show don't tell. Selain itu bisa dengan terus mengasah kemampuan menulisnya. Caranya ya teruslah menulis. Pengalaman saya pertama menulis cerpen dulu ya kalau sekarang dibaca lagi pasti bikin senyum-senyum geli sendiri.


Closing statement:

Bagaimanapun juga belajar terus akan menjadikan kita seterusnya sebagai pembelajar. 

Salam Literasi💪💪💥

No comments:

Post a Comment

Resume Pertemuan ke-30 Pelatihan Belajar Menulis PGRI  Judul                 : Digitalisasi Gerakan Literasi Sekolah Gelombang       : 2...